REFLEKSI PERGERAKAN II: EKSISTENSI GERAKAN MAHASISWA SEBAGAI AGEN OF CHANGE , CONTROL SOSIAL, INTELEKTUAL

MAHASISWA SEBAGAI AGEN OF CHANGE , CONTROL SOSIAL, INTELEKTUAL.

Averreos.comBicara Mahasiswa Sejatinya adalah kaum intelektual , Akademisi dan sebagainyan. Seorang mahasiswa selain dari pada harus belajar sebagai akademisi pun harus sadar bahwa mahasiswa yang dulu di namai PEMUDA pada masa Pra Kemerdekaan Mempunyai tanggung jawab moral dalam berbangsa dan bernegara sebagai mana yang sering kita dengar .

Mahasiswa sebagai agen of Change ( perubahan), Sosial control, Intelektual dan Sebagainya.

Pun bicara Rekam jejak sejarah Indonesia tidak bisa di lepaskan dari yang nama nya Mahasiswa . Mulai dari Zaman Peruntuhan Orde lama , Sampai pada Tumbang nya Orde Baru Sampai hari ini yang kita kenal dengan Reformasi, sebenar nya jauh sebelum itu pun Mahasiswa pro aktif berperan sebagai garda terdepan menyuarakan suara rakyat.

Sedikit Hari ini Perlu kita refleksikan bersama tenteng Eksistensi mahasiswa sebagai  SEBAGAI AGEN OF CHANGE , CONTROL SOSIAL, INTELEKTUAL. Akhir -akhir ini.

Sekian persen dari mahasiwa beberapa tahun belakangan ini sudah kehilangan jati dirinya sebagai mahasiswa sejati. 

Mahasiswa bangga akan gelarnya namun lupa akan tanggung jawabnya, ketika mahasiswa diming-iming beasiswa yang memang menggiurkan, dengan antusias para hamba ilmu yang numpang belajar di perguruan tinggi itu akan hanya melaksanakan tanggung jawab akademis saja sekedar untuk mendapatkan IP yang tinggi. 

Pulang-pergi kampus, menyelami seluruh isi perpustakaan dan mengisi penuh otak mahasiswa dengan berbagai macam teori, baik dari ceramah dosen di kelas maupun dari bertumpuk-tumpuk buku dan lembaran makalah yang menemaninya setiap waktu.

Tapi mahasiswa lupa bahwa tanggung jawab sebagai mahasiswa tidak hanya tanggung jawab akademis saja. Mahasiswa mengacuhkan realita yang ada di tempatnya mencari ilmu.

Fakta yang ada di lapangan menunjukkan bahwa setiap kali sebuah perguruan tinggi ataupun universitas melaksanakan acara wisuda maka itu akan menambah sepersekian persen dari jumlah pengangguran yang ada di Indonesia. 
Sungguh ironis, padahal jika kita menilik akan definisi mahasiswa adalah sebagai kaum intelektual yang akan membawa perubahanke arah progresif, seharusnya mahasiswa mampu memberi solusi bagi negara untuk mengurangi angka pengangguran yang kian tahun kian bertambah besar.

Namun harapan hanyalah tinggal harapan belaka jika keadaan mahasiswa sekarang hanya mengandalkan gelar belaka tanpa ada skill yang mumpuni.
Seharus nya Mahasiswa lah jawaban dari banyak nya pengangguran serta kemiskinan di bangsa ini.
Perubahan, adalah satu kata yang sangat didambakan untuk membawa kemajuan bagi bangsa, dan mahasiswa dituntut untuk memulai perubahan itu. Merubah iklim hedonisme di kampus menjadi iklim yang penuh dengan hawa intelektualitas dan progresifitas

Mahasiswa seharusnya bisa mengimplementasikan kemampuannya di kampus dan juga lingkungan tempat tinggalnya sehingga keberadaannyasebagai mahasiswa akan sangat berpengaruh positif. 

Mahasiswa bisa menggunakan kampus yang merupakan miniatur negara sebagai tempat belajar sekaligus praktek berbirokrasi yang positif melalui organisasi-organisasi yang ada sehingga mahasiswa tidak menjadi mahasiswa yang vakum dan pasif.

Situasi ini menjadikan mahasiswa di era kekinian semakin termanjakan, lamban dan tidak tuntas dalam mengawal gerakan sosial . 


Jika semua ini tidak segera di atasi kemungkinan besar gerakan sosial kedepan tidak lagi mengharapkan kehadiran mahasiswa sebagai ujung tombak perubahan, tanda-tanda itu terlihat dengan menjamurnya gerakan buruh, gerakan sosial kemasyarakatan yang hanya memiliki tokoh sosial bahkan gerakan profesional semakin hidup dibanding gerakan mahasiswa saat ini.


Jadi mungkin REORIENTASI  GERAKAN MAHASISWA ATAU EKSISTENSI GERAKAN MAHASISWA PELU KITA REFLEKSIKAN BERSAMA HARI INI AGAR, MAHASISWA YANG KATANYA SEBAGAI AGEN OF CHANGE, CONTROL SOSIAL , INTELEKTUAL , TETAP TERJAGA MARWAH NYA. DAN DI RASA OLEH MASYARAKAT SECARA UMUM.

LihatTutupKomentar