Bank Silicon Valley Bangkrut

Regulator keuangan California resmi menutup layanan serta operasional Silicon Valley Bank (SVB) pada Jumat 10 Maret 2023. Hal tersebut terjadi setelah perusahaan perbankan terbesar di Amerika Serikat ini mengalami krisis modal dan bangkrut dalam 48 jam terakhir.
Kasus SVB sendiri menjadi kegagalan perbankan AS terbesar sejak krisis keuangan 2008 dan terbesar kedua yang pernah ada di Negeri Paman Sam. Berikut bagaimana kronologi bank terbesar di AS tersebut bisa kolaps, sebagaimana dilaporkan CNBC International.

Penurunan spiral perusahaan dimulai Rabu malam, di mana bank mengejutkan investor dengan berita bahwa perusahaan perlu mengumpulkan US$2,25 miliar untuk menopang neraca keuangannya.

Akar keruntuhan SVB berasal dari dislokasi. Ketika klien pemula menarik simpanan untuk menjaga perusahaan mereka tetap bertahan di lingkungan untuk IPO dan penggalangan dana pribadi, SVB mendapati dirinya kekurangan modal.

Sehingga itu telah dipaksa untuk menjual semua obligasi yang tersedia untuk dijual dengan kerugian US$ 1,8 miliar, menurut bank.

Kebutuhan mendadak akan modal segar, yang datang setelah runtuhnya bank Silvergate yang berfokus pada crypto, memicu gelombang penarikan deposit dari SVB pada Kamis. Ini terjadi karena VC menginstruksikan perusahaan portofolio mereka untuk memindahkan dana, menurut orang yang mengetahui masalah tersebut.

Diketahui pelanggan SVB menarik simpanan sebesar US$42 miliar pada akhir Kamis. Pada penutupan bisnis hari itu, SVB memiliki saldo kas negatif sebesar US$958 juta, menurut pengarsipan, dan gagal mendapatkan jaminan yang cukup dari sumber lain.

Falvey, mantan karyawan SVB yang meluncurkan dananya sendiri pada tahun 2018, menunjuk pada sifat komunitas investasi teknologi yang sangat saling berhubungan sebagai alasan utama kematian mendadak bank tersebut.

Dana terkemuka termasuk Union Square Ventures dan Coatue Management mengirim email ke seluruh daftar startup mereka dalam beberapa hari terakhir. Keduanya menginstruksikan mereka untuk menarik dana dari SVB karena kekhawatiran akan bank run.

Pada Jumat, karena saham SVB terus tenggelam, sehingga bank menghentikan upaya untuk menjual saham. Bank kesulitan saat mencari pembeli, sebab dengan larinya simpanan membuat proses penjualan menjadi lebih sulit, dan upaya itu juga gagal.

Sekarang, berkat bank run yang berakhir dengan penyitaan SVB, pelanggan yang tetap bersama SVB menghadapi garis waktu yang tidak pasti untuk mendapatkan kembali uang mereka.

Sementara simpanan yang diasuransikan diharapkan tersedia pada Senin mendatang, di mana bagian terbesar dari simpanan yang dipegang oleh SVB tidak diasuransikan, dan tidak jelas kapan akan dibebaskan.

“Penarikan simpanan yang terburu-buru telah menyebabkan Bank tidak mampu membayar kewajibannya saat jatuh tempo,” kata regulator keuangan California. “Bank sekarang bangkrut.”

Silicon Valley Bank bangkrut karena investasi pada proyek jangka panjang termasuk startup. “Risiko mereka memang agak terkonsentrasi ya, mereka kelebihan deposit pada masa pandemi, dan mereka banyak berinvestasi ke proyek-proyek jangka panjang termasuk startup,” kata David, saat dihubungi tvOnenews.com, pada Minggu (12/3/2023). Selain itu faktor yang menyebabkan SVB bangkrut tak pelak adalah suku bunga Amerika Serikat signifikan mengalami kenaikan, sehingga harga saham menurun.

“Nah ketika suku bunga naik, harganya kan turun. Apalagi suku bunga Amerika kan naik terus, harganya turun dan mereka tiba-tiba depositnya menurun juga karena banyak yang bangkrut juga startup itu kan, akhirnya mereka ya kena,” jelasnya. Padahal SVB sendiri mendapatkan kelimpahan deposit hingga mencapai USD200 miliar, namun mereka tidak memanfaatkannya fokus pada obligasi Amerika Serikat yang dinilai jauh lebih aman.

“Ada miss match atau ketidaksesuaian dalam neraca mereka, neraca keuangan mereka. Dari sisi angket dan sisi kewajiban,” pungkasnya. Sebelumnya, Silicon Valley Bank (SVB) ditutup oleh otoritas berwenang Amerika Serikat pada Jumat (10/3/2023) waktu setempat. Melansir Reuters Penutupan SVB Financial ini merupakan kegagalan bank terbesar di AS sejak krisis keuangan 2008. Runtuhnya Silicon Valley Bank pada hari Jumat tersebut menimbulkan kegelisahan pasar global dan saham perbankan. Regulator menunjuk Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) sebagai penerima, menempatkan SVB Financial selaku pemberi pinjaman sektor teknologi berat ke dalam kurator dan akan membuang asetnya. FDIC menyebut kantor utama dan semua cabang SVB Financial rencananya akan dibuka kembali pada 13 Maret dan semua deposan yang diasuransikan akan memiliki akses penuh ke simpanan yang diasuransikan paling lambat Senin (13/3/2023) pagi. Lebih dari 1% SVB, yang menjalankan bisnis sebagai Silicon Valley Bank, tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar soal ini.

LihatTutupKomentar