KAPAL LAYAR KHD

12 tahun yang lalu para pemuda hebat berintlektual dari kampus pinggiran Kota berkumpul di sebuah forum,  yang kemudian beradu gagasan dan baradu argument dengan niat melahirkan satu tujuan  membuat konsep grand desaign untuk menciptakan sebuah kapal layar yang gagah.

Singakatnya, segala tekad dan ikhtiarnya para pemuda hebat berintlektual dari satu wadah yang sama itu berhasil menuntaskan hajatnya untuk menciptakan Kapal Layar yang gagah dan siap untuk mengarungi “samudra pergerakan”, kemudian telah disepakati bersama kapal layar tersebut diberikan nama “(KHD) Rayon Ki Hajar Dewantara”.

Dalam perjalananya mengarungi “samudra pergerakan” kapal layar ini banyak sekali memberikan pelajaran dan pengalaman yang sangat berharga baik untuk Nahkoda, crew kapal maupun penumpangnya.

“Setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya” mungkin istilah ini sangat tepat untuk menggambarkan setiap kondisi maupun situasi di setiap -+365 hari perjalanan kapal layar KHD ini. Penumpang yang dijemput di pelabuhan Mapaba maupun pergantian/perpisahan nahkoda atau crew kapal layar di pelabuhan RTAR.

1 dekade lebih 2 tahun sudah kapal layar ini melewati beberapa dinamika dan rintangan, terjangan ombak dan badai laut sudah menjadi hal yang wajar bagi kapal layar ini. Namun, justru dengan adanya dinamika dan rintangan tersebutlah yang kemudian membuat kapal layar ini semakin gagah menunjukan jati dirinya. Akan tetapi, hal ini juga tergantung bagaimana sang Nahkoda dan crew kapal dalam mengatasi sebuah masalah, yang kemudian harus berkomitmen untuk solid agar kemudian kapal layar ini tetap berlayar dengan gagah dengan situasi dan kondisi apapun. Hal ini juga akan memberikan kedewasaan dan pengalaman untuk nahkoda maupun crew kapal, karena agar mereka lebih bersiap lagi dalam mengarungi samudra yang lebih ganas

Selama 12 tahun juga kapal layar ini diisi oleh orang-orang yang berbeda, tercatat juga bahwa 12 kali nahkoda kapal layar ini berganti. Sahabat Danang seorang pemuda berbadan kecil yang penuh tekad, impian dan harapan adalah seorang yang tercatat menjadi Nahkoda kapal layar KHD di 12 tahun terakhir ini.

2020 menjadi tahun dimana Sahabat Danang dan 11 seorang temannya awal menjadi penumpang kapal layar KHD  ini di pelabuhan Mapaba. 12 orang yang sering mengalami canda, tawa, duka, kehilangan sudah sering mereka rasakan, adanya kapal layar ini yang kemudian bisa membuat mereka belajar banyak hal. Mereka ditempa dan didik oleh pendahulu di kapal layar ini agar kemudian bisa melanjutkan perjalanan ini jauh lebih baik lagi dan bermanfaat di sekitarnya.

3 tahun sudah mereka berada dan menjadi bagian kekeluargaan di kapal layar ini, bahkan menjadikan kapal layar ini sebagi rumah keduanya. Hingga, yang awalnya mereka menjadi penumpang sekarang sudah menjadi bagian inti terpenting dalam sebuah kapal layar, yakni menjadi nahkoda dan crew kapal layar yang handal.

2023 menjadi tahun terakhir mereka disini dan sesaat lagi kapal layar akan menuju sebuah pelabuhan RTAR untuk kemudian menjadi ajang perpisahan bagi penumpang angakatan 2020 dan pergantian nahkoda maupun crew kapal.

Bukan kerena mereka akan mundur dan tidak peduli lagi dengan kapal layar yang mereka cintai, akan tetapi mereka akan mempersiapkan diri untuk melanjukan tantanganya di kapal yang jauh lebih besar lagi yakni kapal pesiar yang bernama “Komisariat Ibnu rusyd”. Baik nanti mereka akan ada yang jadi nahkoda atau tidak, yang terpenting mereka akan menjadi seorang crew kapal yang berpengaruh.

Harapan besar diakhir perjalananya sahabat Danang seorang nahkoda kapal layar KHD ke 12 ini, ada penerus yang siap melanjukan kapal layar ini di “samudra pergerakan” selanjutnya dengan perjalanan yang jauh lebih baik lagi. Ketika nanti ada penjemputan penumpang di pelabuhan Mapaba, harap penumpang yang dijemput untuk dididik dengan penuh keikhlasan dan maksimal.

Di waktu yang akan datang nanti, perpisahan adalah hal yang pasti akan ditemui karena “kita bertemu untuk berpisah”. Namun, sejauh apapun nanti kita pergi setelah berpisah, rasa kekeluargaan yang sudah dibangun bersama haruslah tetap abadi untuk atas satu nama “Rayon KHD”.

Penulis : Danang Adi Kumara

LihatTutupKomentar