Oleh : Mohammad Helmi Baguswara*
Pada suatu hari ada seorang remaja yang terkenal dengan
kegigihan nya dalam mengatur organisasi, ia lihai dalam hal manajemen
organisasi, tak satupun anggota yang tak kenal dengan dia, sangat antusias
dalam berorganisasi. Setiap harinya ia selalu mengkritik apa yg ia lihat, tak
satupun tak terlewatkan, selalu tepat sasaran dengan apa yg ia kritik, sebut
saja dia sebagai pawang dalam organisasi.
Menjadi orang yang profesional dalam berorganisasi sangatlah
susah bagi sebagian orang, akan tetapi lain dengan yang lain, sipawang ini
selalu profesional dalam berorganisasi, bahkan cewek pun dimana mana, setiap
organisasi tak satupun cewek yg tidak kenal dengan dia, ibarat dia tukang servisnya
organisasi, ada masalah. Selalu selesai dalam hitungan hari, lihai dalam
analisis sosial.
Di siang hari, di
sebuah kantin ia bertemu dengan orang yang sangat benci dengan organisasi,
sebut saja ia aparat, dia selalu benci dengan kritikan yang diberikan oleh
setiap mahasiswa, bagi dia, si pawang merupakan pengacau, dia enggan menerima
setiap omongan yang dia ucapkan oleh si pawang,
“bagaimana kabarmu hari ini, sang penganut sistem”
kata sipawang, “aku baik baik saja wahai sang pericuh” kata siaparat,
apabila ia dipertemukan ibarat bensin dan api, saling
membakar dan memanas.
“aku tidak ingin
mahasiswa ini tak terwadahi, kamu g pingin, kampus mu maju ? ” sipawang,
“tak terwadahi bagaimana, mereka nyaman nyaman saja dengan keadaan kampus
yang seperti ini” kata siaparat dengan santuy,
“apa yang terfasilitasi ?!?!!” sipawang mulai
memanas, “lihat mahasiswa lain apakah ia protes dengan keadaan kampus yang
seperti ini, bukan seperti kamu yang selalu mengkritik, seolah olah kamu yang
paling benar” kata siaparat dengan santuy,
“mereka itu telah
melanggar aturan pemerintah, ‘ dilarang menangkap dan memenjarakan pemikiran,
yg sudah dilindungi undang undang ‘ mereka mengurung pemikiran mereka yang
liar” kata sipawang dengan argumen yang luar biasa,
“mereka itu
benar benar niat kuliah, gundul !! , mereka risih denganmu yang seolah olah
selalu tidak setuju dengan kebijakan kampus” siaparat, “bukan nya
gitu, wahai gondrong, mereka malah ingin menolong teman mereka yang ingin
menyumbangkan pemikiran dan bakat mereka, tapi.. malah kamu yang menembak mati
gagasan liar mereka hahaha!!!” dengan mulut menganga ketawa sipawang
sangat senang, ” apa ??.. yang aku lihat mereka justru merusak fasilitas
yang ada dikampus, mana yang kau sebut dengan menolong teman, justru kau yang
makin merusak fasilitas dan keadaan kampus yang aman dan damai” kata
siaparat dengan pembelaannya,
” wahaaiiii
sobat pengayom….. justru kampus yang diam dan tidak ada masalah, yang patut
dipertanyakan, mengapa mereka bungkam dengan persoalan mahasiswa.., yang
seolah-olah tak ingin mengganggu mahasiswa yang NIAT belajar, justru kamu yang
menjadikan kami seperti ini, kami cuman ingin membela mereka yang tak
terfasilitasi dengan kampus yang bobrok ini” kata sipawang dengan hembusan
rokok nya,
si aparat langsung membalas dengan gaya mematikan rokok yang
ia sedot “mahasiswa macam apa kamu ini, yang salah malah yang kau bela,
bukannya menolong dengan keadaan kampus kita yang amburadul ini, “
Baca Juga : Korupsi diKehidupan Mahasiswa
dengan seruputan kopi si pawang lgsg membalas ” kau
tidak kasian dengan mereka yang jauh jauh ingin belajar, dengan biaya
seadaanya, mereka rela naik kapal, menyebrangi pulau, dan naik pesawat, tapi
apa yang ia dapat ??, sebuah penyesalan karena dia salah memilih kampus yang
dia singgahi, lantas kita yang kau salahkan dengan alasan merusak kampus,
justru kamu yang merusak, bukan kampus yang kau rusak, tapi pemikiran dan bakat
minat mereka yang ingin mereka tonjolkan, kau bunuh dengan pengayomanmu”,
“tapi kenapa mereka kuliah disini kalau hanya ingin
menonjolkan bakat dan pemikiran mereka ??”sambil membentak siaparat mulai
kesal, ” sekarang aku balik tanya dengan mu, kenapa kau kuliah disini jika
sekedar menjadi pengayom mahasiswa, kuliah dikampus ternama sana, yang
mahasiwanya suka nurut dengan apa yg di inginkan kampus, bukan yang diinginkan
mahasiswa, lantas apa bedanya.. sama kan?”sipawang langsung memojokkan si
aparat,
“hei !! goblok,
aku disini kuliah karena ingin menyumbangkan bakat minatku.. kenapa ? ada
masalah ?” kata siaparat,
“justru kau yang
mempermasalahkan pikun!, kau ingin menyumbangkan bakat minatmu, malah kamu yang
menjadi wadah kampus, bukan kampus yang menjadi wadahmu, ah… dasar
tolol!!” kata kata kasar mulai muncul dari mulut sipawang,
” ya memang
sih… aku cuman ingin belajar normal seperti kalian, aku tidak mampu
mengkritik ini itu, yang lagaknya seperti seorang aktivis, aku takut kalo
kuliahku terganggu jika menjadi seperti kalian, aku juga ingin menjadi seorang
aktivis yang memiliki argumen liar, membela yang benar” siaparat tiba tiba
pasrah,
“tak apa pengayom, kamu jangan takut dengan apa yg
ingin kamu lakukan, belajarlah untuk tidak bicara tidak bisa dalam dirimu
sendiri, ganti katamu itu dengan aku belum bisa, jika kamu belum melakukan
jangan langsung mengartikan kamu tidak bisa kalau kau belum mencobanya”
sipawang dengan mulut motivasinya,
” yasudah…
kali ini aku mencoba percaya diri dengan apa yg aku lakukan, Aku salah memang..
selalu tidak yakin dengan apa yg aku lakukan, mudah dendam, tapi aku berterima
kasih dengan mu wahai pawang” si aparat mulai sedih,
” tidak apa apa,
tapi tolong Jangan menilai mereka yang suka mengkritik ini, yang kau anggap
aktivis. Justru mereka yang memiliki perubahan besar, mereka tidak ingin
mahasiswa bungkam atas ketertindasan bakat, dan pemikiran temannya, mereka juga
ingin kuliah normal pada semestinya, tetapi sifat pembela inilah yang menolong
mereka yang takut ditindas dan dibungkam ,” sipawang dengan kata katanya
yang sangat sulit dicerna,
“iya.. baik
sudrun, aku bakal menjadi orang yang percaya diri dengan apa yang aku lakukan
saat ini, dan mencoba tidak salah paham dengan orang-orang sekitar, aku selalu
berpikiran negatif dengan kalian,” siaparat mulai cengeng,
” ngapain kau sedih goblok, payah!!” dengan
sipawang yg masih sok benar dengan kondisi seperti ini,
” baik makasih, motivasi mu sangat membangun, dan
kadang sulit dicerna , ngomongmu kadang ga jelas , mulut mu butuh diservis-servis
si aparat, ”
‘’mulutku bukan belum diservis, cuman sedikit error waktu
berargumen” kata sipawang yg masih sok benar,
” baik aku mau
tidur dulu ke kontrak an, kau mau ikut?..”, kata siaparat,
” jijik, laki
sama laki mau tidur bareng, dih gamau.., pulang dulu kalau pulang, aku masih
ada kelas” Masih saja sipawang dengan kata kata sopan nya, ” ya wes
aku duluan njing.. “dengan saling mengegas satu sama lain akhirnya baik
kan
Tamat….
*Penulis adalah Ketua Rayon Tan Malaka