DEMOKRASI KITA : KONSERVATIF , LIBERAL, RAKYAT TERPINGGIR





Oleh : kader PMII Unikama ,Demokrasi kita. : KONSERVATIF , LIBERAL, RAKYAT TERPINGGIR



Teamratama.com – Kelas menengah Indonesia saat ini merupakan lapisan masyarakat yang gigih mengejar identitas kelas lewat gaya hidup, tetapi konservatif dalam ideologi dan memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap peran negara.


Kebangkitan kelas menengah dalam politik sempat menjadi kalimat penanda ketika Soeharto berhasil ditumbangkan dari tampuk kekuasaannya lewat demonstrasi besar tahun 1998. Terlebih, ketika demokrasi liberal kemudian diterapkan di Indonesia dengan pemilihan umum yang bebas tahun 1999, lalu diikuti pemilu langsung anggota parlemen dan presiden sejak tahun 2004,


 dan berikutnya pemilihan kepala daerah secara langsung sejak tahun 2005. Pengadopsian demokrasi dengan menerapkan prosedur-prosedur yang menjamin kebebasan memilih seolah menggambarkan pesatnya perubahan ideologi kelas menengah dari konservatif menjadi liberal.


Baca juga :https://www.teamratama.com/2020/03/mahasiswa-unikama-keluhkan-kuliah.html?m=1


Namun, 14 tahun setelah reformasi, pertanyaan sebaliknya justru layak diajukan. Apa yang terjadi dengan kelas menengah kita saat ini? Di tengah ketegangan sosial yang memburuk dan banyaknya pejabat yang korup, kelas menengah lebih suka antre mengejar diskon telepon genggam merek gadge dari pada membentuk barisan menegakkan pilar demokrasi.


Di satu sisi, masyarakat berlomba menaikkan citra kelasnya dengan berusaha mengadopsi gaya hidup konsumtif . Di sisi lain, mereka cenderung menanggalkan nilai-nilai demokrasi dan kembali menarik bandul politik ke arah rezim yang otoriter.


Membandingkan kelas menengah saat ini dengan masa orla dan orba gambaran yang tertangkap sungguh mengejutkan.  gambaran tentang demokrasi begitu menggembirakan. Semua kelas, termasuk kelas menengah, cenderung memandang pentingnya demokrasi.


Namun, sekarang gambaran yang tertangkap adalah masyarakat yang awam dengan demokrasi yang mengharapkan negara lebih berperan dalam mengendalikan ”keliaran” demokrasi. Tirani mayoritas tumbuh subur di semua kelas, mengesampingkan minoritas.
Kecenderungan melakukan pergeseran  nilai demokrasi dengan hanya berpegang pada makna ”mayoritas” menang melawan ”minoritas” hari ini. Masyarakat, termasuk kelas menengah, kian tak peduli terhadap orang-orang yang termarjinalkan, minoritas yang tersingkirkan dalam tata kehidupan kenegaraan.  
Masyarakat kian kemari  lebih suka berlindung aman di balik ideologi ”mainstream” maupun imbas pembutaan esensi rakyat berdaulat dan demokrasi kepada masyarakat oleh 
Jika seperti ini terkadang ada pihak yang menuding serta saling menyalahkan . Siapa yang salah atas semua ini ?. 
Saya rasa kesalahan ada pada individu kita sebagai bangsa bernegara , dengan system yang di buat apalagi yang di beri amanah di locus sentral di negara ini. Apakah hari ini prioritas mereka adalah rakyat ? .
Dan demokrasi hari tak lebih meski di katakan demokrasi parlmenter, presidensial. Secara penerapan tak lebih nilai nilai KONSERVARIF , LIBERAL , yang ada.
Yang mana rakyat bak domba peliaraan .







Link lanjut : https://www.teamratama.com/2020/03/kebijakan-pemerintah-tentang-dirumah.html




Sumber :

Hukum konservatif wikipedia.com


Liberalisasi kaum menengah indoprogres.

Parlemen atau soviet  . TAN malaka




Teamratama
Editor (zz)

LihatTutupKomentar