Dekradasi kesadaran intelektual
Sebagai Pemuda yang masih segar dalam segi
pemikiran dan belum terkontaminasi oleh lingkungan , zaman, dan pergaulan, maka
dari itu perlu di tata mulai dini prihal prinsip cita cita yang akan di capai
di masa yang akan datang. Perlu kita sadari bersama terbentuk nya karakter
tergantung dengan bagaimana seorang sosok ibu dan ayah mendidik nya sewaktu
kita masih belum menginjak dewasa.
pemikiran dan belum terkontaminasi oleh lingkungan , zaman, dan pergaulan, maka
dari itu perlu di tata mulai dini prihal prinsip cita cita yang akan di capai
di masa yang akan datang. Perlu kita sadari bersama terbentuk nya karakter
tergantung dengan bagaimana seorang sosok ibu dan ayah mendidik nya sewaktu
kita masih belum menginjak dewasa.
Tapi dari
pada itu ada hal yang akan mempengaruhi terbentuknya karakter serta kebiasaan
kita, hal tersebut akan menjadi fatal jika kita tidak memiliki prinsip dan
ideliasme yang kuat kiranyaapa hal tersebut ? .
pada itu ada hal yang akan mempengaruhi terbentuknya karakter serta kebiasaan
kita, hal tersebut akan menjadi fatal jika kita tidak memiliki prinsip dan
ideliasme yang kuat kiranyaapa hal tersebut ? .
Pertama yakni lingkungan, ternyata lingkungan
pun adalah salah satu faktor yang berpengaruh dalam terbentuk nya pola fikir,
gaya hidup ( karakter ) jika kita tidak meimiliki prinsip hidup dan keimanan
yang kuat, banyak kasus di sekeling kita jika kita mau membaca atau sedikit
memperhatikan hal tersebut.
pun adalah salah satu faktor yang berpengaruh dalam terbentuk nya pola fikir,
gaya hidup ( karakter ) jika kita tidak meimiliki prinsip hidup dan keimanan
yang kuat, banyak kasus di sekeling kita jika kita mau membaca atau sedikit
memperhatikan hal tersebut.
Salah satu
contoh , yang mana seorang pada kecil di
didik secara agamis, dan berahlak mulia terlebih kepada orang yang lebih tua. Dan
ketika menginjak dewasa sehingga memilih merantau baik itu melanjutkan study
ataupun berkerja tidak menjadi mustahil dia akan berubah drastis dari yang awal
nya sangat disiplin beragama dan memiliki akhlak yang mulia, jika kita hanyut
dalam lingkungan serta tidak memegang teguh prinsip dan tujuan awal kita,
karena bicara lingkungan itu sangatlah bahaya jika kita tidak memegang dua
aspek yang di sebutkan diatas ( Prinsip, keimanan ).
contoh , yang mana seorang pada kecil di
didik secara agamis, dan berahlak mulia terlebih kepada orang yang lebih tua. Dan
ketika menginjak dewasa sehingga memilih merantau baik itu melanjutkan study
ataupun berkerja tidak menjadi mustahil dia akan berubah drastis dari yang awal
nya sangat disiplin beragama dan memiliki akhlak yang mulia, jika kita hanyut
dalam lingkungan serta tidak memegang teguh prinsip dan tujuan awal kita,
karena bicara lingkungan itu sangatlah bahaya jika kita tidak memegang dua
aspek yang di sebutkan diatas ( Prinsip, keimanan ).
Yang kedua zaman, jika hari ini kita sebagai
pemuda atau manusia yang melanjutkan stady tidak bisa mendinamisasi zaman, kita
akan hanyut akan zaman yang kita jalani, bicara kita ( manusia ) kita lah
aktor/pelaku zaman tersebut, namun kita di tuntut untuk bagaimana bisa menjawab
tanttangan zaman tesebut tidak malah kita yang hayut tak berdaya oleh zaman,
sebagai pelaku kita dituntut untuk untuk bagaimana menyikapi,menjawab, serta
mendinamisasi zaman tersebut. Jika kita tidak mampu mendinamisasi maka tidak
mustahil keberadaan kita akan lenyap di tenggelamkan atas apa yang berkembang
di zaman tersebut.
pemuda atau manusia yang melanjutkan stady tidak bisa mendinamisasi zaman, kita
akan hanyut akan zaman yang kita jalani, bicara kita ( manusia ) kita lah
aktor/pelaku zaman tersebut, namun kita di tuntut untuk bagaimana bisa menjawab
tanttangan zaman tesebut tidak malah kita yang hayut tak berdaya oleh zaman,
sebagai pelaku kita dituntut untuk untuk bagaimana menyikapi,menjawab, serta
mendinamisasi zaman tersebut. Jika kita tidak mampu mendinamisasi maka tidak
mustahil keberadaan kita akan lenyap di tenggelamkan atas apa yang berkembang
di zaman tersebut.
Yang ketiga yakni pergaulan, hal ini lah
yang akan sangat vital bagi kita ,kerena bicara pergaulan ini adalah salah satu
bentuk kehidupa bagi kita, tanpa bergaul atau berbaur dengan sesama kita akan
terpinggir dari peradaban ini, sebagaimana kodrat manusia yakni sebagai makhluk
sosial dimana satu sama lain akan saling terhubung dan membutuhkan , karena jika kita
hidup sendiri mungkin bisa mustahil kita anggap, serta sebagaimana tuhan
menciptakan hambanya dengan berpasang pasangan untuk bagaimana kita saling
melengkapi. Maka dari sana yang perlu kita perhatikan dan intropeksi bersama
yang , bagaimana kita menjalani pergaulan tersebut, kita memang bebas bergaul
denga siapaun , tanpa menbedakan, ras , suku , agama ,serta dari latar belakang
seperti apapun harus kita jalain hubunga itu dalam bentuk multikultural dan
pluralisme, namun yang harus menjadi titik perhatian bagi pribadi kita yakni,
cara kita bergaul dan dapat memilih dan memilah .kita harus pandai dalam kata
lain ambil yang positif buang yang negatif.
yang akan sangat vital bagi kita ,kerena bicara pergaulan ini adalah salah satu
bentuk kehidupa bagi kita, tanpa bergaul atau berbaur dengan sesama kita akan
terpinggir dari peradaban ini, sebagaimana kodrat manusia yakni sebagai makhluk
sosial dimana satu sama lain akan saling terhubung dan membutuhkan , karena jika kita
hidup sendiri mungkin bisa mustahil kita anggap, serta sebagaimana tuhan
menciptakan hambanya dengan berpasang pasangan untuk bagaimana kita saling
melengkapi. Maka dari sana yang perlu kita perhatikan dan intropeksi bersama
yang , bagaimana kita menjalani pergaulan tersebut, kita memang bebas bergaul
denga siapaun , tanpa menbedakan, ras , suku , agama ,serta dari latar belakang
seperti apapun harus kita jalain hubunga itu dalam bentuk multikultural dan
pluralisme, namun yang harus menjadi titik perhatian bagi pribadi kita yakni,
cara kita bergaul dan dapat memilih dan memilah .kita harus pandai dalam kata
lain ambil yang positif buang yang negatif.
Dengan begitu kita tak akan mudah hanyut
dalam kebebasan bergaul pada masa ini yang sekian hari semakin bebas, tak
sedikit remaja yang rysak masa depan nya hanya karena mereka salah pergaulan,
maka dari itu kembali prinsip dan keimanan kitalah benteng yang bisa
menyelamatkan kita dari bebas nya pergaulan saat ini.
dalam kebebasan bergaul pada masa ini yang sekian hari semakin bebas, tak
sedikit remaja yang rysak masa depan nya hanya karena mereka salah pergaulan,
maka dari itu kembali prinsip dan keimanan kitalah benteng yang bisa
menyelamatkan kita dari bebas nya pergaulan saat ini.
Selanjutnya menyoal tentang Degradasinya
kesadaran intelektual atau dalam artian lain kesadaran kita untuk mencari ilmu
pengetahu, pola fikir dan semacam nya. Sedangkan intelektualah yang akan
menjadikan kita di pandang oleh orang lain, selain karena pandai nya seorang
yang ber intelektual akan mudah di terima di semua kalangan karena kita punya nilai tawar sehingga nilai tawar
tersebut diwujudkan dalam bentuk pengamalan ilmu nya untuk halayak umum,. Manusia
apalagi seorang mahasiswa yang kata nya berintelektual pun akan mampu bagaimana
mentranformasikan keintelektualan nya yang nantinya inilah suatu bentuk
pengamalan atas ilmu nya dia dapat secara esensial maupun eksistensialsm.
kesadaran intelektual atau dalam artian lain kesadaran kita untuk mencari ilmu
pengetahu, pola fikir dan semacam nya. Sedangkan intelektualah yang akan
menjadikan kita di pandang oleh orang lain, selain karena pandai nya seorang
yang ber intelektual akan mudah di terima di semua kalangan karena kita punya nilai tawar sehingga nilai tawar
tersebut diwujudkan dalam bentuk pengamalan ilmu nya untuk halayak umum,. Manusia
apalagi seorang mahasiswa yang kata nya berintelektual pun akan mampu bagaimana
mentranformasikan keintelektualan nya yang nantinya inilah suatu bentuk
pengamalan atas ilmu nya dia dapat secara esensial maupun eksistensialsm.
Namun perihal kesadaran kan penting nya
intelektual ( ilmu pengetahuan ) ini mengalami masa masa degradasi, yang mana
kebanyakan orang terhusus orang yang berpendidikan pun orientasi dan kesadaran
atas ini sedikit demi sedikit luntur dan tak di perhatikan sama sekali, entah
yang menjadi faktor terjadi nya ini mari kita refleksikan bersama.
intelektual ( ilmu pengetahuan ) ini mengalami masa masa degradasi, yang mana
kebanyakan orang terhusus orang yang berpendidikan pun orientasi dan kesadaran
atas ini sedikit demi sedikit luntur dan tak di perhatikan sama sekali, entah
yang menjadi faktor terjadi nya ini mari kita refleksikan bersama.
Sebagaimana di dunia perkuliahan tak banyak
yang sadar kan hal ini, kenyataan di lapangan
yang sadar kan hal ini, kenyataan di lapangan
Kita terlalu
nyaman atas gelar yang kita emban yakni MAHASISWA namun apa yang di jalani
tanpa sadar kita telah jauh dari esensi yang mana sering di bumingkan yakni,
mahasiswa sebagai kaum intelektual, hari ini perlu kita pertanyakan kembali,
kebanyak kita telah jauh dari tujuan awal yang kita tujuh yakni mencari ilmu
dan pengetahuan dari setatus siswa menjadi mahasiswa, kemerosotan atau degradasi nya kesadaran
intelektual ini sangat mudah kita lihat dan sangat tampah polemik ini masa ini,
entah perihal ini siapa yang perlu kita salahkan wallahu a’lam bisshowab, hari
ini orientasi para mahasiswa hanya lah bagaimana nilai yang dia harap dan kejar
sedangkan bukti nyata nya orang yang mendapat nilai baik belum tentu nilai
tersebut sebagai barometer ilmu yang kita dapat, kesadaran pencarian itupun
sangat di sempitkan bahwa seolah olah kelaslah lumbung ilmu, namun tidak cukup
di situ seorang mahasiswa seharus nya haruslah selalu haus atas ilmu dan
merepresentasikan seorang berjati diri yang Ulil Albab. Hegomoni dari mana ini
semua yang seakan akan nilai adalah penentu nasib kita kelak, bukankan isi dari
nilai tersebutlah ( ilmu) yang akan menjadi senjata atau ujung tombak penentu
masa depan kita. Kembali lagi tan malaka pernah berkata “ Ijazah adalah bukti
seorang pernah sekolah, namun bukan sepenuh nya bukti seorang tersebut pernah
berfikir “. Maka dari sini mari kita refleksikan bersama untuk bagaimana
kedepan kita sadar dan dapat solusi yang tepat atas permasalahan degradasi
kesadaran akan pentingnya intelektual bagi kita di masa kini dan yangakan
datang, dan sebagai bahan renungan kiranya 3 atas ditas awal akan bisa membantu
pola fikir atau paradigma yang tepat kedepan untuk menjawab perihan ini. Trakhir
sebagaimana allah swt pernah berfirman “ allah tidak akan merubah nasib
hambanya, jika hambanya tak ada kemuan untuk merubah nya”.
nyaman atas gelar yang kita emban yakni MAHASISWA namun apa yang di jalani
tanpa sadar kita telah jauh dari esensi yang mana sering di bumingkan yakni,
mahasiswa sebagai kaum intelektual, hari ini perlu kita pertanyakan kembali,
kebanyak kita telah jauh dari tujuan awal yang kita tujuh yakni mencari ilmu
dan pengetahuan dari setatus siswa menjadi mahasiswa, kemerosotan atau degradasi nya kesadaran
intelektual ini sangat mudah kita lihat dan sangat tampah polemik ini masa ini,
entah perihal ini siapa yang perlu kita salahkan wallahu a’lam bisshowab, hari
ini orientasi para mahasiswa hanya lah bagaimana nilai yang dia harap dan kejar
sedangkan bukti nyata nya orang yang mendapat nilai baik belum tentu nilai
tersebut sebagai barometer ilmu yang kita dapat, kesadaran pencarian itupun
sangat di sempitkan bahwa seolah olah kelaslah lumbung ilmu, namun tidak cukup
di situ seorang mahasiswa seharus nya haruslah selalu haus atas ilmu dan
merepresentasikan seorang berjati diri yang Ulil Albab. Hegomoni dari mana ini
semua yang seakan akan nilai adalah penentu nasib kita kelak, bukankan isi dari
nilai tersebutlah ( ilmu) yang akan menjadi senjata atau ujung tombak penentu
masa depan kita. Kembali lagi tan malaka pernah berkata “ Ijazah adalah bukti
seorang pernah sekolah, namun bukan sepenuh nya bukti seorang tersebut pernah
berfikir “. Maka dari sini mari kita refleksikan bersama untuk bagaimana
kedepan kita sadar dan dapat solusi yang tepat atas permasalahan degradasi
kesadaran akan pentingnya intelektual bagi kita di masa kini dan yangakan
datang, dan sebagai bahan renungan kiranya 3 atas ditas awal akan bisa membantu
pola fikir atau paradigma yang tepat kedepan untuk menjawab perihan ini. Trakhir
sebagaimana allah swt pernah berfirman “ allah tidak akan merubah nasib
hambanya, jika hambanya tak ada kemuan untuk merubah nya”.
TEAM REDAKSI
RATAMA (A.Z)